Desir-desir angin,
Menimbul seribu ingin,
Terasa meresap sukma cinta,
Membakar hatiku yang dingin;
Namun,
Apakan daya,
Diri ini lemah tak berupaya,
Hanya menahan diri dari terus hanyut di arus deras;
Pertemuan yang sangat singkat,
Namun merungkai beribu persoalan,
yang bermain di minda,
yang memerlukan beribu jawapan;
Aku dalam kebingungan,
Memikirkan bermacam-macam jawapan,
Penyelesaian bagi bermacam-macam soalan;
Ah...bila cinta Yang Satu,
yang begini adalah perasaan berbatu,
Biar sahaja,
Hiraukan segalanya;
Anggaplah ini ujian dari-Nya,
Untuk melihat seberapa besar,
cinta ini untuknya berbanding dengan-Nya.
pemenang tempat ke-__
Nawal Najla
"Berteleku si pencari cinta"
Mata terbuka, telinga ditutup,
Mulut dibisu, tangan dikaku,
Fikiran menerawang, terus berteleku;
Gelora lautan angin taufan,
Tak setanding gelora iman,
Terfikir-fikir, terus berteleku;
Yang tahu segala hanyalah Tuhan,
Selagi Dia terus sembunyikan,
Semakin tunduk, berteleku;
Betapa hati ini sepi,
Dari mengetahui rasanya menggilai;
Kelirunya..terus berteleku;
Allah tahu kebenaran hakikat,
Betapa hati ini tersumbat,
Rasa cinta gagal melekat,
Hanya mengganggu seakan lalat,
Jari di dagu, terus berteleku;
Bertahun-tahun, berdekad-dekad,
Kaki melangkah, tangan berayun,
Akal terisi, dahi meninggi,
Namun hati kekal sepi;
Hati belum lagi menemui,
Satu rasa yang misteri,
CINTA, yang didamba akal murni;
Air mata tak mampu
Untuk meniti di pipi,
Pipi ini terus kering,
Kemarau merekah kontang berdebu,
Tak dibilas titisan suci,
Yang takutkan Ilahi,
Yang rindukan Ilahi,
Yang digeruni jilatan api;
Telinga tak mampu dengari
Bait kasih yang tiada bertepi,
Tak mampu hayati
Bait cinta yang berbukti,
Tak mampu merasai
Hebatnya cinta
Yang didamba akal murni;
Bibir & lidah sepakat
Menyatakan rasa berat
menuturkan cinta
yang penuh keikhlasan;
Menuturkan rasa kelat
Mengaku tanpa rasa;
Tubuh, tangan & kaki,
Jasad seluruhnya,
Terbujur lesu,
Terduduk kaku,
Tak mampu berlaku,
Sebarang dua bukti cinta,
Yang tulus bersulam siksa,
Andai tubuh memungkir kata;
Terus berteleku,
Pencari cinta belum menemu,
Erti cinta yang satu,
Didamba kematangan selalu;
Terus berteleku,
Pencari cinta terkadang buntu,
Kegilaan yang dihadapi hati yang bercinta,
Sering saja diserang rindu,
Sedang si pencari terus sepi,
Belum merasai pukulan & taluan rindu
Cinta yang didamba kematangan itu,
Seakan hilang dari pandangan,
Pada tiap sungkurana di pohonan;
Aduh,
Siksanya rasa keliru,
Bosannya berteleku,
Penatnya menunggu;
Aduh,
Peritnya terasa,
Pencarian ini apabila,
Tersesat & menjumpa,
Satu cinta ilusi,
Yang memusarkan diri,
Menjauhi Ilahi;
Aduh,
Entahkan bila,
Cinta yang didamba,
Akan dijumpa,
Memekar padang gersang,
Yang bertapak di dada.